Sore itu saya sedang membaca sebuah artikel mengenai orang-orang Yunani kuno. Dikatakan dalam artikel tersebut bahwa orang Yunani kuno sangatlah menghargai peluang atau kesampatan yang dihadapkan kepada mereka. Bahkan, mereka menggambarkan sebuah peluang dengan sosok seorang yang tua, pendek, gemuk, berkepala botak dan badan yang licin.
Maksud dari gambaran dewa ini adalah kalau peluang itu tidak mudah lantaran ia berlari dengan cepat dan lincah. Saat ditangkap pun, belum tentu kita bisa memegangnya dengan erat karena badannya yang licin.
Tentu dong, sebagai seorang percaya kita tidak boleh menyembah dewa peluang tersebut. Namun, ada benarnya juga kalau kita harus menghargai setiap peluang yang ada di depan kita. Tidak banyak orang yang abai pada peluang yang ada di depannya.
Keraguan hati membuat kita tidak yakin kalau peluang itu sebenarnya adalah berkat dari Tuhan. Belum lagi cara kita yang selalu terkesan pilih-pilih peluang. Situasi untuk mendapatkan peluang pun bisa dihitung sangat langka alias sangat jarang terjadi. Justru sebaliknya, yang kita anggap awalnya peluang justru merugikan bagi diri sendiri.
Ketidaktahuan akan peluang yang ada di depan kita ini yang membuat kita ragu. Kita ragu karena tidak tahu kalau peluang ini akan berhasil atau tidak. Karenanya, kunci dari peluang yang besar adalah mengandalkan Tuhan. Penyertaan Tuhan akan berdampak besar dalam kehidupan kita. Bahkan saat kita tidak tahu kalau sebenarnya apa yang sedang kita kerjakan adalah peluang yang tercurah dari Tuhan atas kita.
Coba kembali kita bayangkan cerita Daud. Saat dirinya melawan Goliat si raksasa, apakah kita melihat ada peluang? Justru sebaliknya, kita melihat Daud sangat berani karena melawan seorang raksasa berbekal ketapel. Tapi ini yang justru membuat berkat Tuhan melimpah atasnya. Ia menang dan menjadi raja atas Israel.
Baca juga: Bukan Jarak, Inilah Yang Memisahkan Kita dan Tuhan!
Hal ini ditulis dalam 1 Samuel 19:13, “Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya, berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Pada setiap karya Tuhan, akan selalu ada gunung kemustahilan. Namun ini yang akan membuat hidup kita sangat di berkati oleh Tuhan. Mustahil bagi manusia berarti sangat mungkin bagi Allah.
Saat kita berada dalam situasi yang sepertinya peluang keberhasilannya kecil, kita harus melangkah dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian, gunung kemustahilan itu akan berpindah dan kuasa Tuhan ada di dalam kita.
Kesulitan yang sedang kita hadapi kini juga boleh jadi adalah sebuah peluang dari Tuhan. Karenanya kita tidak boleh menyerah dan berhenti percaya kepada Tuhan. Dalam Tuhan, semua kemustahilan akan diubahkan menjadi peluang besar yang dapat mengubahkan kehidupan kita.